My Greeting

Jadilah Diri Sendiri, dan Bangga Menjadi Diri Sendiri dengan Selalu Berterima Kasih Kepada Tuhan

" Hidup hanya Sementara dengan Batas Masa yang Telah Ditentukan Disertai dengan Kemampuan Akal dan Hati yang Luar Biasa yang Mampu Mengubah Keajaiban Kehidupan Kita Bahagia di Dunia dan Akhirat ".

Rabu, 16 Februari 2011

Masih Adakah Perhatian Pemerintah Aceh


Masyarakat Kecamatan Makmur merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Bireuen yang kaya akan hasil pertanian, peternakan dan  perkebunan sejak tahun 1965, akan tetapi hal ini bertolak belakang dengan kondisi saat ini dimana dari :

"Kekurangan Gizi"
a.     Sektor Pertanian : Masyarakat Makmur hingga saat ini masih melakukan pertanian tadah hujan dan pertanian gogo, yang setiap tahunnya masyarakat harus berfikir antara Berhasil Panen  atau  Gagal Panen. Hal ini dikarenakan ketidaktersediaan air untuk pengairan sawah atau kelebihan air saat musim hujan yang berdampak pada keberhasilan atau kegagalan panen. Untuk mengantisipasi hal ini, para pemuka agama, para tokoh masyarakat, dan Para stakeholder lainnya baik ditingkat Kecamatan dan Gampong melakukan Duek Pakat untuk mengatasi permasalahan ini yaitu Pembangunan Irigasi yang Berkelanjutan dari Alue Geurutut seluas ±3000 ha. Pembangunan Irigasi Alue Geurutut ini bukan hanya Kecamatan Makmur merasakan dampak pembangunan tersebut akan tetapi Kecamatan Gandapura juga ikut mendapatkan pengairan ini. Proposal Pembangunan Irigasi Alue Geurutut ini telah diajukan ke Pemda Bireuen  dan ke Propinsi sejak tahun 2008, hingga saat kami Masyarakat Makmur masih menunggu akan hasil tindak lanjut proposal tersebut, Ujar Muhammad Abdullah ( Ketua Asosiasi Keuchik Kecamatan Makmur ), 2011
"Petani Tadah Hujan"


b.     Sektor Peternakan : Masyarakat makmur selain bertani tadah hujan atau bertani gogo juga memelihara beberapa ternak dalam skala yang kecil seperti ayam atau bebek 5 – 10 ekor, kambing 2 – 4 ekor atau lembu 1 – 2 ekor ( sistem mawah ). Permasalahan yang dihadapi dari sektor peternakan ini ketersediaan pakan dan juga sering kena wabah penyakit pada musim hujan. Sehingga ternak – ternak peliharaan masyarakat tidak sehat dan ini berdampak pada penjualan ternak  yaitu harga yang rendah saat hari pekan.


c.      Sektor Perkebunan : Sejak MoU masyarakat Makmur mulai kembali berkebun yang telah ditinggalkan beberapa tahun yang lalu sejak konflik di Aceh. Permasalahannya adalah masyarakat harus membersihkan kembali areal perkebunan mereka dengan kondisi tanaman tahunan yang buruk, sehingga masyarakat harus melakukan penanaman kembali. Karena masyarakat Makmur mulai menata perekonomian maka untuk membeli bibit tanaman perkebunan masih mengharap Pemda untuk dapat memberikan bantuan ala kadarnya ( sebagai Isi Kebun Sementara ) masyarakat makmur seperti tanaman coklat, tanaman mangga, tanaman durian, tanaman rambutan atau tanaman sawit.

" Kondisi Jalan yang Rusak Berat - Hujan Licin Menghambat Segala Macam Aktifitas Masyarakat,                             dari Anak  hingga  Orang Tua"

 
     Berbagai Upaya Masyarakat Kecamatan Makmur untuk mengatasi permasalahan ini diantaranya :  
  1. Membuat perencanaan pembangunan saluran irigasi tersier atau quarter melalui program PNPM . ( kurang lebih 15 % saluran tersebut yang telah dilakukan di Kecamatan Makmur )
  2.  Membuat perencanaan pembangunan saluran sekunder melalui Dinas PU akan tetapi pembangunan ini hanya terbangun 3 Km dari 6 Km oleh Kontraktor asal Banda Aceh. Disini masyarakat makmur sangatlah berharap saluran 6 Km tersebut dapat dilakukan secara PERMANENT mengingat saluran ini dapat mencegah kebanjiran tiap tahun di Kecamatan Makmur seperti gampong Leubu Me, Leubu Cot, Leubu Mesjid, Trienggadeng, Cot Kruet dan Lampehan.  
     .   
Masyarakat Makmur sangatlah berharap setiap pembangunan di Kecamatan Makmur dapat melibatkan masyarakat dari segi Perencanaan, Implementasi dan Pengawasan. Tujuannya agar masyarakat merasakan kepemilikan bangunan tersebut dan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat gampong..( Muhammad Mahmudi, Imuem Mukim Senior Kecamatan Makmur, 2011)