My Greeting

Jadilah Diri Sendiri, dan Bangga Menjadi Diri Sendiri dengan Selalu Berterima Kasih Kepada Tuhan

" Hidup hanya Sementara dengan Batas Masa yang Telah Ditentukan Disertai dengan Kemampuan Akal dan Hati yang Luar Biasa yang Mampu Mengubah Keajaiban Kehidupan Kita Bahagia di Dunia dan Akhirat ".

Sabtu, 17 September 2011

8 Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Saya mendapat cerita ini dari Sahabat saya: 
 
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah Ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, maka :

" Sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka Mata Kita dan  Terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong  Mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.."
 
 Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang  anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan  saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :  "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
 
 Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu  berharap dari ikan hasil pancingan, Ia dapat memberikan sedikit makanan  bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan  yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
 Ibu duduk disamping aku,  dan memakan sisa daging ikan yang masih  menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku  makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu  menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan Cepat menolaknya dan berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan  Ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
 
 Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan  kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kue untuk dijual, dan hasil penjualan itu membuahkan sedikit uang  untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala hujan dan listrik padam  tiba - tiba, aku bangun  dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada meja kecilnya dengan sebuah  lilin kecil dan  dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny membuat kue untuk keesokan harinya. Aku  berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus  kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk dan juga belum lelah " ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
  

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku  pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,   Ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama  beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah  disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental  tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.  Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk  Ibu sambil memintanya untuk minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak
 Haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
 
 Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang
malang harus merangkap  sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaannya yang dulu,  ibu harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kami  pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat  kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati Yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar  maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat  kehidupan kami yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk  menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
 ----------KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA
 
 Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan  bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak 
mau, Ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit  sayur  dan kue untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang  bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang  tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Ibu punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
 
 Setelah Lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian  memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika  berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja  di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud  membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
 hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ia berkata kepadaku "Ibu  tidak terbiasa" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH
 
 Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker  Lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di  seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk  Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya  setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku  dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya  terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas  betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat  lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air  mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti  Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "jangan menangis anakku, Ibu tidak sakit" ----------KEBOHONGA N IBU YANG KEDELAPAN.
 
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta  menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. 


Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa  Tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " 

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon  ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita   untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita  yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk
 meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah  dan ibu yang ada di rumah. 


Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan  pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas  apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di  samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?  Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita  sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita  renungkan kembali lagi.. 


Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu  kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di  kemudian hari.

Tidak ada komentar: