Dunia adalah pemimpin bagi orang yang mengejarnya dan pelayan bagi orang yang meninggalkannya. Dunia itu mengejar dan dikejar. Barang siapa yang mengejarnya, ia akan menolak. Dan barang siapa yang menolaknya, maka ia akan mengejarnya.
Dunia adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah kamu menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung diatas jembatan.
Dunia adalah mempelai dan orang yang memburunya adalah yang meriasnya dan dengan zuhud akan tercabutilah rambutnya, menjadi hitamlah wajahnya dan tercabik-cabiklah pakaiannya. Barangsiapa yang menceraikan dunia, maka akhirat adalah istrinya. Dunia itu telah diceraikan oleh orang-orang yang cerdik tanpa ada batasan bagi iddahnya untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, tinggalkanlah dunia dan janganlah kamu mengingat-ingatnya, tapi ingatlah akhirat dan jangan sampai kamu melupakannya.
Zuhud melahirkan sifat dermawan terhadap apa yang dimiliki dan cinta melahirkan sifat rela mengorbankan jiwa (nyawa).
Ambillah dari dunia sesuatu yang dapat menjadi bekal untuk akhirat kamu dan janganlah kamu mengambil dari dunia sesuatu yang menghalangi akhirat kamu.
Sesungguhnya dunia itu adalah harta Allah dan makhluk itu adalah hamba-hambaNya. Mereka sehubungan dengan harta ini ada dua golongan yaitu orang-orang yang khianat dan orang-orang yang terpercaya. Apabila harta jatuh ke tangan orang-orang yang khianat, harta itu akan menjadi penyebab kehancuran mereka. Sebaliknya apabila jatuh ketangan orang-orang yang terpercaya, harta itu akan menjadi penyebab kemuliaan dan keselamatan mereka. Tiada makna bagi harta, melainkan yang berperan dalam meraih kemuliaan bagi mereka di sisi Allah adalah perbuatan mereka terhadap hartanya. Mereka menunaikan amanat Allah yang ada pada harta mereka, sehingga mereka beroleh manfaat dari hartanya, dan tiada dosa bagi harta melainkan yang dosa hanyalah dirimu saja. Dosa-dosa itu dilakukan hanya melalui anggota tubuh, bukan harta, dan sumbernya adalah anggota tubuh, sedang anggota tubuh adalah milik kamu, dengan melaluinya dilakukanlah dosa-dosa. Perbuatanmu terhadap hartamulah yang menggugurkan kamu dari pandangan Tuhanmu, bukan harta kamu, dan perbuatanmu terhadap hartamulah yang akan menemani kamu ke dalam kubur, bukan harta kamu. Perbuatan kamulah yang akan ditimbang pada hari kiamat nanti, bukan harta kamu.
Barangsiapa yang antusias dengan dunia, maka sesungguhnya dia tidak makan lebih dari apa yang telah ditaqdirkan oleh Allah untuknya dan akan menyandang tiga pekerti yang tercela:
1. Kamu lihat dia selamanya tidak bersyukur atas pemberian Allah yang dianugerahkan kepadanya.
2. Dia tidak pernah menshadaqahkan barang sedikit pun dari keduniawian yang telah dikaruniakan oleh Allah kepadanya.
3. Dia sibuk dan melelahkan dirinya karena mengejar apa yang tidak dirizkikan oleh Allah untuknya hingga tidak punya kesempatan untuk mengerjakan amal agama.
Ada dua macam musibah yang belum pernah terdengar oleh orang-orang dahulu dan orang-orang kemudian. Hal semisal keduanya akan menimpa seseorang saat kematiannya berkenaan dengan harta bendanya. Ketika ditanyakan, "Apakah kedua musibah itu?", Yahya bin Mu'adz menjawab, "Semua hartanya diambil darinya dan ia akan ditanya (dihisab) tentangnya."
Hai orang-orang yang berpredikat "muriid", jika engkau terpaksa mencari dunia, carilah ia, tetapi janganlah engkau mencintainya. Pekerjakanlah tubuhmu untuknya, tetapi gantungkanlah hatimu pada selainnya, karena sesungguhnya dunia itu adalah negeri transit, bukan negeri tempat menetap. Bekal memang darinya, tetapi tempat menetap berada di yang lain (akhirat).
Termasuk pertanda kuatnya keyakinan ialah bila kamu meninggalkan sesuatu yang terlhat (dunia) untuk sesuatu yang tidak terlihat (akhirat).
Barang siapa yang menyukai perhiasan dunia dan akhirat, maka hendaklah ia menekuni ilmu. Barangsiapa yang ingin mengenal zuhud, maka hendaklah ia menekuni hikmah. Barangsiapa yang ingin mengenal akhlaq yang mulia hendaklah ia menekuni berbagai cabang etika. Barangsiapa yang ingin dikuatkan sarana penghidupannya, maka hendaklah ia memperbanyak saudara. Barangsiapa yang ingin tidak disakiti, janganlah (ia) menyakiti orang lain. Barangsiapa yang ingin mendapat kedudukan tinggi di dunia dan akhirat, hendaklah ia bertaqwa. Barangsiapa yang berkhianat kepada Allah dengan sembunyi-sembunyi niscaya Allah akan membuka rahasianya dengan terang-terangan.
Yahya bin Ma'udz berkata, "Aku tidak menganjurkan kamu meninggalkan keduniawian, tetapi aku menganjurkan kamu untuk meninggalkan dosa-dosa. Meninggalkan keduniawian adalah suatu keutamaan dan meninggalkan dosa-dosa adalah suatu keharusan. Kamu lebih perlu menegakkan hal-hal yang difardhukan daripada melakukan kebaikan dan keutamaan beramal.
Dunia adalah khamrnya setan. Barangsiapa yang mabuk karenanya, ia tidak bakal sadar, kecuali bila telah berada di antara golongan orang-orang yang mati dalam keadaan menyesal, lagi dihimpunkan bersama dengan orang-orang yang merugi.
Apabila Alah menyukai seorang hamba, diberi Nyalah ia cobaan. Jika ia sabar, Allah pun akan memilihnya, dan jika ia ridha, Allahpun akan mendekatkannya. Sebaliknya jika ia mengeluh (menggerutu) , Allah akan membuangnya dan menjauhkannya.
(Sumber : Cambuk Hati, Aidh bin Abdullah Al Qarni, IBS, Bandung, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar