My Greeting

Jadilah Diri Sendiri, dan Bangga Menjadi Diri Sendiri dengan Selalu Berterima Kasih Kepada Tuhan

" Hidup hanya Sementara dengan Batas Masa yang Telah Ditentukan Disertai dengan Kemampuan Akal dan Hati yang Luar Biasa yang Mampu Mengubah Keajaiban Kehidupan Kita Bahagia di Dunia dan Akhirat ".

Sabtu, 11 Februari 2023

Budaya Positif

BUDAYA POSITIF

 A. Latar Belakang

    Memajukan pendidikan di Indonesia dibutuhkan semangat dari guru dalam melakukan pembelajaran dan perubahan-perubahan menuju merdeka belajar. Guru juga merupakan peran kunci dalam membangun motivasi intrinsik dalam diri murid melalui menuntun segala kodrat yang ada agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

     Menurut Bapak Ki Hadjar Dewantara, Peran Pendidik diibaratkan seorang petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuannya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda. Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakat/minat, ide, berfikir kreatif, inovatif dan produktif. Kebebasan yang diberikan bukan berarti kebebasan mutlak, tetapi perlu adanya tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

     Menanamkan budaya positif disekolah yaitu dengan cara menerapkan restitusi terhadap murid yang melakukan pelanggaran. Dengan restitusi, murid dapat menyadari kesalahannya dan mencari solusi dari kesalahannya secara mandiri sehingga murid dapat Kembali kepada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat.

 B. Deskripsi Aksi Nyata

    Kegiatan aksi nyata diawali dengan membuat keyakinan kelas bersama peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) yang saya ampu. Kegiatan ini diikuti oleh murid dengan sangat antusias dalam menuliskan dan menyakini nilai-nilai kebajikan untuk menciptakan disiplin positif terutama di kelas XI APHP. Kegiatan selanjutnya yaitu Diseminasi Budaya Positif di lingkungan sekolah yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 7 Januari 2023 di kampus SMK-PP Negeri Bireuen- Aceh. 

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala sekolah dan rekan guru SMK-PP Negeri Bireuen. Kegiatan diseminasi budaya positif ini yaitu menginformasikan pemahaman tentang materi modul 1.4 Budaya Positif yang konsep utamanya tentang perubahan paradigma belajar, disiplin positif, kebutuhan dasar manusia, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Peserta diseminasi sangat antusias dalam menyimak pemaparan materi yang disampaikan.

    Kegiatan aksi nyata selanjutnya, yaitu saya akan mengajak warga sekolah khususnya wali kelas agar dapat menerapkan  dalam membuat kesepakatan atau keyakinan kelas di kelasnya masing-masing. Selain itu juga mengajak untuk mempraktikan posisi kontrol guru sebagai manajer dan menerapkan segitiga restitusi jika ada muridnya yang menemui masalah demi mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah.

C. Tujuan

Tujuan aksi nyata ini diantaranya yaitu :

1. Menumbuhkan budaya positif dalam diri setiap warga sekolah

2. Menciptakan murid yang merdeka belajar dan mewujudkan profil pelajar pancasila

3. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid

4. Mengajarkan murid mencari solusi dari suatu permasalahan

D. Tolak Ukur

    Tolak ukur dari aksi nyata ini adalah anak memiliki karakter yang lebih baik, percaya diri yang tinggi, bertanggungjawab, merasa nyaman dilingkungan sekolah. Begitu juga guru tentunya menginginkan diterapkannya budaya positif yang dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif, membangun hubungan yang harmonis diantaranya warga kelas untuk menunjang terbentukknya karakter yang baik pada setiap peserta didik

E. Linimasa Tindakan

    Aksi nyata budaya positif ini direncanakan dalam beberapa tahapan yaitu :

1.  Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan unsur pimpinan tentang pentingnya penanaman budaya positif di sekolah serta meminta izin untuk melakukan diseminasi pada rekan sejawat.


 

 

2. Membuat keyakinan kelas bersama semua warga kelas XI APHP

                 



 3. Melakukan kegiatan diseminasi pada teman sejawat.


 

4. Membuat keyakinan kelas bersama semua teman sejawat.


F. Hasil dari Aksi Nyata yang Dilakukan

        Hasil dari rangkaian kegiatan desiminasi aksi nyata di lingkungan sekolah yang telah saya lakukan yaitu menumbuhkan pemahaman kepada rekan sejawat khususnya pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah mengenai penerapan budaya positif dilingkungan sekolah. Kegiatan dimulai dengan disiplin positif melalui diri sendiri terlebih dahulu, selanjutkan di lingkungan kelas dengan membuat keyakinan kelas yang disepakati bersama-sama. Selain itu juga mulai diterapkan disiplin positif dengan restitusi di lingkungan sekolah. 

        Hasil dari aksi nyata ini berhasil dalam menciptakan perubahan meskipun belum maksimal dan harus dilakukan  secara kontinyu serta berkesinambungan dalam penerapannya.  Murid telah menunjukkan disiplin positif sesuai dengan keyakinan kelas yang telah disepakati bersama. Kendala yang dihadapi  yaitu perlu diingatkan kembali nilai-nilai kebajikan yang telah diyakini oleh murid karena masih mudah terpengaruh oleh teman dan lingkungan  sekitarnya.

        Kegiatan aksi nyata modul 1.4 budaya positif ini, banyak pembelajaran yang saya dapatkan sebagai Calon Guru Penggerak yaitu nilai kebersamaan, keinginan kuat untuk berubah. Karena kegiatan tersebut tidak akan berjalan dan berhasil dilaksanakan dengan sendiri tanpa adanya dukungan dan kolaborasi dari masyarakat sekolah. 

Selasa, 08 Juli 2014

Workshop Kurikulum KKBK dan KKNI : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Umuslim


Gambar 1. Pembukaan Kegiatan oleh Wakil Rektor Universitas Almuslim
Sabtu, 7 Juni 2014. Untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekonologi serta menghasilkan intelektual, ilmuawan dan atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokrat, berkarakter tangguh serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa dan negara. Menindaklanjuti hal tersebut Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Ibu Sitti Zubaidah, S.Pt, S.Ag, MM melaksanakan kegiatan workshop kurikulum berbasis KKBK (Kurikulum Kompetensi Berbasis Kewirausahaan) dan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Kepmendikbud No. 232 tahun 2000 tentang Penyusunan Kurikulum yaitu pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/ atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

Kegiatan workshop kurikulum ini disambut baik oleh pihak Rektorat Universitas Almuslim dikarenakan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian lebih awal melakukan kegiatan workshop kurikulum KKBK dan KKNI dibandingkan dengan Program Studi lainnya yang ada di Universitas Almuslim. Oleh karena itu pihak Rektorat mengundang seluruh Dekanan dan Ketua Program Studi untuk dapat menghadiri workshop kurikulum perdana ini, dan tentu saja disambut baik oleh Dekan Fakultas Pertanian Ir. T.M. Nur, M.Si. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Universitas Almuslim yaitu Drs. Marwan Hamid, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa kurikulum saat ini harus mampu menciptakan lulusan yang berjiwa entrepeneuer dan memiliki karakter baik, sebagaimana yang saya perhatikan di negeri Sakura - Jepang, masyarakatnya memiliki jiwa dan karakter yang hebat, saling menghormati dan menghargai diantara mereka. Itulah yang kita harapkan nanti ouput dari workshop kurikulum ini, selain memiliki karakter yang baik, lulusan juga mampu berkompetensi di globalisasi ini.
 
Gambar 2. Penyampaian materi oleh Nara Sumber

Ibu  Dr. Ir.  Dzarnisa Araby, M.Si sebagai Narasumber yang diundang dalam kegiatan workshop ini juga menyampaikan bahwa " Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim telah maju selangkah dari kami di Jurusan  Peternakan Universitas Syiah Kuala yaitu dalam pelaksanaan kurikulum KKBK dan KKNI.Kami untuk saat ini sedang dalam penyusunan kurikulum (draft) dan kami belum melakukan kegiatan Workshop seperti ini. Tentu saja dengan diundang saya sebagai Narasumber dalam kegiatan ini kembali memotivsi sayaa untuk segera melakukan kegiatan workshop kurikulum ini dan kami akan memberlakukan secara serentak di semua Jurusan Fakultas Pertanian Unsyiah pada tahun semester ganjil 2015.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan kerangka perjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyanding, menyetarakan, daan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidanag pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor, dan KKNI ini merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem penddikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. KKNI sendiri terdiri dari 9 (sembilan jenjang), dimuai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan kualifikasi 9 sebagai kualifikasi tertinggi. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembeajaran yaang disepakati secara nasional disusun berdasarkan ukuraan hasil pendidikan dan atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, non formal atau pengalaman kerja.





Gambar 3. Para peserta sedang mendengar materi.
Para peserta Workshop Kurikulum ini terdiri dari pihak stakeholder terkait seperti pihak akademik dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta, Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe, Pengusaha dan Kelompok Usaha Ternak Lokal, Perwakilan Alumni Mahasiswa Peternakan, Perwakilan Mahasiswa Prodi Peternakan Umuslim, dan Perwakilan Tokoh Masyarakat Lokal.
 

Gambar 4. Photo Bersama




Senin, 24 Maret 2014

Pelatihan Pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa

Jumat, 21 Maret 2014. Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Ibu Sitti Zubaidah, S.Pt, S.Ag, MM kembali mengadakan Pelatihan dalam peningkatan SDM Mahasiswa yaitu Pelatihan Tehnis Pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa (berupa Penelitian, Kewirausahaan, dan Pengabdian kepada Masyarakat). Kegiatan merupakan bentuk perhatian dosen program studi untuk mewujudkan mahasiswa yang sesuai dengan visi dan misi program studi peternakan, dengan harapan Lulusan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Mampu Berwirausaha dengan Mengoptimalkan Sumberdaya Lokal Menuju Peternakan Berkelanjutan. Pemateri dalam Pelatihan ini adalah dosen program studi yang telah beberapa kali mendapatkan dana hibah dari dikti pada kegiatan penelitian, kewirausahaan dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada sesi PKM Penelitian, mahasiswa dituntut untuk mampu menemukan dan mengidentifikasi bentuk penelitian yang dapat menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi di masyarakat peternak dan lingkungan saat ini, kata drh. Hafizzudin, M.Si sekaligus sebagai Pemateri PKM Penelitan.

Materi PKM Penelitian
Begitu pula oleh Anang Febri Prasetyo, S.Pt, M.Sc syang mengatakan bahwa PKM kewirausahaan mampu menciptakan ide - ide yang inovatif dan kreatif serta mudah dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang tersedia sehingga terciptanya kewirausahaan yang mandiri dan berkelanjutan.
Materi PKM Kewirausahaan
Selain itu PKM Pengabdian Kepada Masyarakat dapat dilakukan dari hasil penelitian yang telah kita lakukan  atau orang lain. Dimana hasil dari penelitian tersebut bernilai positif bagi masyarakat, selain memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan, tutur Ariani Kasmiran, S.Pt, MP.
Materi PKM Pengabdian Masyarakat


Presiden PEMA Universitas Almuslim (Saifanur) mengatakan bahwa semoga Allah memperkenankan kembali kepada kami untuk mengirimkan proposal tersebut untuk tahun ini dan kepada adik kami,begitu juga salah seorang mahasiswa program studi peternakan (Saiful Rizal) yang telah memenangkan PKM Penelitian 2014 ikut berkomentar semoga dengan ada pelatihan begini, mahasiswa peternakan lainny banyak yang tertarik untuk membuat PKM.
Foto Bersama


Minggu, 26 Januari 2014

Pelatihan Bimbingan Inseminasi Buatan pada Ternak Ruminansia

Sabtu 17 Januari 2014, Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim melakukan Pelatihan Bimbingan Inseminasi Buatan pada Ternak Ruminansia selama 5 hari kepada mahasiswa Program Studi Peternakan. Dengan harapan pelatihan ini manpu memberikan pengetahuan dan keahlian bagi mahasiswa tentang Inseminasi Buatan pada ternak ruminasia terutama di Aceh begitu juga masih kurangnya Petugas IB di Kabupaten Bireuen. Pelatihan ini kerjasama dengan pihak stakeholders Kabupaten Bireuen yaitu Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perkebunan  dan Dinas Peternakan serta  Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Utara dengan Fakultas Pertanian Umuslim.

Instruktur Tehnis dalam Pelatihan Bimbingan Ini adalah Zulmaidi, S.Pt dan Rahmat Kartolo, S.Pt yang merupakan perwakilan dari Pemerintah, dan drh. Hafizuddin, M.Si sebagai Instruktur Teori Kelas, tutur Koordinator Pelatihan Ibu Sitti Zubaidah, S.Pt,S.Ag, MM yang juga sebagai Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Umuslim.
 
"Pembukaan Acara Pelatihan"
Jumlah peserta pelatihan  23 orang mahasiswa, kegiatan pelatihan ini ternyata mendapat dukungan dari mahasiswa peternakan umuslim, "Berharap lebih banyak lagi pelatihan seperti ini, karena sangat membantu mahasiswa setelah mendapat gelas Sarjana Peternakan", kata Zulhanif salah seorang peserta pelatihan.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan selama 5 hari dengan pengutipan biaya pendaftaran Rp. 50.000,- per mahasiswa, yang terdiri dari :

Hari Pertama : Pemberian teori tentang latar belakang IB,  pengenalan alat reproduksi sapi betina, dan tehnis IB
"Pemberian Teori"

Hari Kedua : Praktek Kelas tentang Pengenalan bagian alat reproduksi sapi betina, dan tehnis IB. 
"Praktek Kelas"
Hari Ketiga : Praktek Lapangan tentang Palpasi Reproduksi Ternak dan Tehnik IB
"Praktek Lapangan"

Setiap kegiatan pelatihan ini ada penilaian tersendiri yang diberikan oleh para Instruktur dan Pemateri Bimbingan Inseminasi Buatan, yang akan dicantumkan pada sertifikat peserta.
"Salam Peternakan"






Jumat, 01 November 2013

10 Prinsip dalam Mencari Ilmu

Sesungguhnya seorang yang ingin menempuh jalan Thalabul Ilmi/ Mencari dan Mempelajari Ilmu dan ingin menuaikan hasilnya maka harus ada 10 prinsip, yaitu :

Pertama : Meminta tolong kepada Allah SWT sebagaimana dalam Firman Allah :"dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian memang kaum mukminim. Dan Rasul bersabda:"sebesar-besarnya rizki adalah ilmu.

Kedua : Niat yang baik, seseorang niatnya harus karena Allah SWT, maka Allah akan memberikan taufiq padanya serta memberikan pahala atas amalannya tersebut karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan termasuk ibadah yang terbesar, ikhlas karena Allah & mengikuti sunnah Rasulullah.

Ketiga : Merendah Kepada Allah SWT dan Memohon Taufiq dan KetepatanNya. Seorang hamba itu fakir dan sangat butuh padaNya. Allah SWT berfirman :" berdoalah kalian kepada Ku niscaya Aku kabulkan untuk kalian (ghafir: 60). Nabi pernah mendoakan sahabatnya Abu Hurairah ra. agar diberi kekuatan hafalan.

Keempat : Kebaikan hati. Hati merupakan wadah bagi ilmu, apabila wadah tersebut bagus maka bisa melindungi dan menjaga sesuatu yang ada didalamnya, namun apabila wadahnya rusak maka sesuatu yang ada didalamnya bisa hilang, kebaikan hati akan muncul dengan ma'rifatullah (mengenal Allah) dengan nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya serta merenungkan makhluk-makhluk dan Ayat-ayatNya, juga dengan banyak sujud dan shalat malam dan hindari penyakit hati yaitu : syahwat dan syubhat. Syahwat seperti cinta dunia serta menyibukkan diri dengannya senang pada gambar-gambar yang haram, suka mendengarkan yang haram seperti musik dan lagu serta melihat sesuatu yang haram. Syubhat seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, amalan-amalan bid'ah, menisbahkan diri pada berbagai paham pemikiran bid'ah yang menyimpan dan menyelisihi manhaj salaf. Termasuk penyakit hati yang bisa menghalangi dari ilmu adalah hasad, khianat dan sombong dan termasuk perusak hati adalah kebanyakan tidur, banyak bicara dan banyak makan.

Kelima : Kecerdasan, itu ada 2 yaitu : alami dan muktasab (bisa diupayakan). Apabila seseorang memang cerdas maka dia harus semakin menguatkannya, kalau tidak maka dia harus menempa diri agar bisa meraih kecerdasan tersebut. Kecerdasan merupakan sebab kuat yang menunjang dalam pengumpulan ilmu, memahami dan menghafalnya serta membedakan berbagai masalah, memadukan dalil-dalil dan sebaginya.

Keenam. Antusias mengumpulkan ilmu merupakan sebab untuk bisa memperolehnya dan mendapatkan pertolongan Allah SWT terhadapnya. Firman Allah SWT : " Sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang yang berbuat Ikhsan (An Nahl: 128). Maka Wajib baginya : antusias yang kuat menghafal & memahami ilmu, duduk bersama para talaqqi ilmi langsung dari mereka, semangat untuk banyak membaca, menyibukan umur dan waktunya untuk ilmu dan sangat perhitungan terdahap waktunya.

Ketujuh : Keseriusan, Kesungguhan dan Kontinuitas. Dalam mencari dan meraih ilmu, menjauh dari kemalasan dan kelemahan, mujahatun nafs (memerangi setan sendiri) dan memerangi syaitan. Jiwa dan syaitan merupakan 2 penghalang amalan menuntut ilmu. Sebab - sebab yang membantu membangkitkan kesungguhan dalam thalabul ilmi adalah membaca biografi para ulama, tentang kesabaran, kekokohan menaggung beban/ resiko dan perjalanan mereka dalam meraih ilmu dan hadist.

Kedelapan : Konsentrasi, seorang penuntut ilmu mencurahkan segala kesungguhannya hingga ia berhasil sampai pada tujuannya dalam Thalabul ilmi dan kokoh padanya, baik kekuatan hafalan, pemahaman dan pondasi yang kokoh.

Kesembilan : Terus berada disisi guru dan pengajar, hendaknya ia bermulazamah kepada ulama, talaqqi/ mengambil ilmu langsung dari mereka sehingga ilmunya tegak diatas kaidah - kaidah yang benar, lafaz qurani dan hadist yang benar sehingga tidak ada kesalahan maupun kekeliruan. Memahami ilmu dengan pemahaman yang tepat sesuai dengan maksudnya dan hendaknya ia menghindar agar jangan sampai menjadi gurunya adalah kitab, karena sesungguhnya barang siapa yng gurunya adalah kitabnya maka ia akan banyak salahnya sedikit benarnya.

Kesepuluh: Menempuh waktu yang lama. Janganlah seorang penuntut ilmu mengira bahwa menuntut ilmu akan selesai sehari atauu 2 hari, setahun atau 2 tahun. Bahkan menuntut ilmu itu butuh kesabaran bertahun-tahun. Al Qadhiyadh ditanya, sampai kapan seorang itu menuntut ilmu? Beliau menjawab "sampai mati, sehingga tintanya menemaninya sampai kekuburnya" demikianlah para penuntut ilmu yang cerdas senantiasa bermulazamah selama 10 tahun atau 20 tahun, bahkan sebagian mereka terus bermulazamah hingga Allah mewafatkannya.