Sesungguhnya seorang yang ingin menempuh jalan Thalabul Ilmi/ Mencari dan Mempelajari Ilmu dan ingin menuaikan hasilnya maka harus ada 10 prinsip, yaitu :
Pertama : Meminta tolong kepada Allah SWT sebagaimana dalam Firman Allah :"dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian memang kaum mukminim. Dan Rasul bersabda:"sebesar-besarnya rizki adalah ilmu.
Kedua : Niat yang baik, seseorang niatnya harus karena Allah SWT, maka Allah akan memberikan taufiq padanya serta memberikan pahala atas amalannya tersebut karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan termasuk ibadah yang terbesar, ikhlas karena Allah & mengikuti sunnah Rasulullah.
Ketiga : Merendah Kepada Allah SWT dan Memohon Taufiq dan KetepatanNya. Seorang hamba itu fakir dan sangat butuh padaNya. Allah SWT berfirman :" berdoalah kalian kepada Ku niscaya Aku kabulkan untuk kalian (ghafir: 60). Nabi pernah mendoakan sahabatnya Abu Hurairah ra. agar diberi kekuatan hafalan.
Keempat : Kebaikan hati. Hati merupakan wadah bagi ilmu, apabila wadah tersebut bagus maka bisa melindungi dan menjaga sesuatu yang ada didalamnya, namun apabila wadahnya rusak maka sesuatu yang ada didalamnya bisa hilang, kebaikan hati akan muncul dengan ma'rifatullah (mengenal Allah) dengan nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya serta merenungkan makhluk-makhluk dan Ayat-ayatNya, juga dengan banyak sujud dan shalat malam dan hindari penyakit hati yaitu : syahwat dan syubhat. Syahwat seperti cinta dunia serta menyibukkan diri dengannya senang pada gambar-gambar yang haram, suka mendengarkan yang haram seperti musik dan lagu serta melihat sesuatu yang haram. Syubhat seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, amalan-amalan bid'ah, menisbahkan diri pada berbagai paham pemikiran bid'ah yang menyimpan dan menyelisihi manhaj salaf. Termasuk penyakit hati yang bisa menghalangi dari ilmu adalah hasad, khianat dan sombong dan termasuk perusak hati adalah kebanyakan tidur, banyak bicara dan banyak makan.
Kelima : Kecerdasan, itu ada 2 yaitu : alami dan muktasab (bisa diupayakan). Apabila seseorang memang cerdas maka dia harus semakin menguatkannya, kalau tidak maka dia harus menempa diri agar bisa meraih kecerdasan tersebut. Kecerdasan merupakan sebab kuat yang menunjang dalam pengumpulan ilmu, memahami dan menghafalnya serta membedakan berbagai masalah, memadukan dalil-dalil dan sebaginya.
Keenam. Antusias mengumpulkan ilmu merupakan sebab untuk bisa memperolehnya dan mendapatkan pertolongan Allah SWT terhadapnya. Firman Allah SWT : " Sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang yang berbuat Ikhsan (An Nahl: 128). Maka Wajib baginya : antusias yang kuat menghafal & memahami ilmu, duduk bersama para talaqqi ilmi langsung dari mereka, semangat untuk banyak membaca, menyibukan umur dan waktunya untuk ilmu dan sangat perhitungan terdahap waktunya.
Ketujuh : Keseriusan, Kesungguhan dan Kontinuitas. Dalam mencari dan meraih ilmu, menjauh dari kemalasan dan kelemahan, mujahatun nafs (memerangi setan sendiri) dan memerangi syaitan. Jiwa dan syaitan merupakan 2 penghalang amalan menuntut ilmu. Sebab - sebab yang membantu membangkitkan kesungguhan dalam thalabul ilmi adalah membaca biografi para ulama, tentang kesabaran, kekokohan menaggung beban/ resiko dan perjalanan mereka dalam meraih ilmu dan hadist.
Kedelapan : Konsentrasi, seorang penuntut ilmu mencurahkan segala kesungguhannya hingga ia berhasil sampai pada tujuannya dalam Thalabul ilmi dan kokoh padanya, baik kekuatan hafalan, pemahaman dan pondasi yang kokoh.
Kesembilan : Terus berada disisi guru dan pengajar, hendaknya ia bermulazamah kepada ulama, talaqqi/ mengambil ilmu langsung dari mereka sehingga ilmunya tegak diatas kaidah - kaidah yang benar, lafaz qurani dan hadist yang benar sehingga tidak ada kesalahan maupun kekeliruan. Memahami ilmu dengan pemahaman yang tepat sesuai dengan maksudnya dan hendaknya ia menghindar agar jangan sampai menjadi gurunya adalah kitab, karena sesungguhnya barang siapa yng gurunya adalah kitabnya maka ia akan banyak salahnya sedikit benarnya.
Kesepuluh: Menempuh waktu yang lama. Janganlah seorang penuntut ilmu mengira bahwa menuntut ilmu akan selesai sehari atauu 2 hari, setahun atau 2 tahun. Bahkan menuntut ilmu itu butuh kesabaran bertahun-tahun. Al Qadhiyadh ditanya, sampai kapan seorang itu menuntut ilmu? Beliau menjawab "sampai mati, sehingga tintanya menemaninya sampai kekuburnya" demikianlah para penuntut ilmu yang cerdas senantiasa bermulazamah selama 10 tahun atau 20 tahun, bahkan sebagian mereka terus bermulazamah hingga Allah mewafatkannya.
My Greeting
Jadilah Diri Sendiri, dan Bangga Menjadi Diri Sendiri dengan Selalu Berterima Kasih Kepada Tuhan
" Hidup hanya Sementara dengan Batas Masa yang Telah Ditentukan Disertai dengan Kemampuan Akal dan Hati yang Luar Biasa yang Mampu Mengubah Keajaiban Kehidupan Kita Bahagia di Dunia dan Akhirat ".
Jumat, 01 November 2013
Selasa, 08 Oktober 2013
Manusia Terindah adalah ...
Kehidupan adalah panggung sandiwara,
dan sandiwara itu sepenuhnya menceritakan
tentang kehidupan umat manusia.
Maka sepanjang jalan kehidupan kita,
jangan pernah melakukan perbuatan jahat,
atau melakoni peran yang konyol!
"Kesuksesan hidup tidak ada hubungannya dengan
apa yang Anda dapatkan atau raih demi diri sendiri.
Kesuksesan hidup berhubungan dengan
apa yang Anda lakukan pada sesama (untuk orang lain)" - Danny Thomas
Wahai temanku yang bersih hatinya...
Dalam hidup, orang tak akan peduli
berapa banyak yang kita tahu, hingga
mereka tahu berapa banyak kita peduli
kepada mereka.
Oleh sebab itu kita sering mendengar
bahwa manusia terindah adalah manusia
yang bermanfaat untuk saudaranya, dan
orang lain.
Seorang ulama mengatakan:
"Janganlah engkau menunggu kaya
untuk bersedekah, tapi bersedekahlah
sekarang juga, maka engkau akan
semakin kaya. Sumbangkanlah setiap
kebaikan, berikanlah setiap kasih
sayang, tunjukkanlah keakraban,
bantulah mereka yang memerlukan"
Temanku, mari kita belajar memberi
manfaat untuk orang lain... sebelum
diminta!
dan sandiwara itu sepenuhnya menceritakan
tentang kehidupan umat manusia.
Maka sepanjang jalan kehidupan kita,
jangan pernah melakukan perbuatan jahat,
atau melakoni peran yang konyol!
"Kesuksesan hidup tidak ada hubungannya dengan
apa yang Anda dapatkan atau raih demi diri sendiri.
Kesuksesan hidup berhubungan dengan
apa yang Anda lakukan pada sesama (untuk orang lain)" - Danny Thomas
Wahai temanku yang bersih hatinya...
Dalam hidup, orang tak akan peduli
berapa banyak yang kita tahu, hingga
mereka tahu berapa banyak kita peduli
kepada mereka.
Oleh sebab itu kita sering mendengar
bahwa manusia terindah adalah manusia
yang bermanfaat untuk saudaranya, dan
orang lain.
Seorang ulama mengatakan:
"Janganlah engkau menunggu kaya
untuk bersedekah, tapi bersedekahlah
sekarang juga, maka engkau akan
semakin kaya. Sumbangkanlah setiap
kebaikan, berikanlah setiap kasih
sayang, tunjukkanlah keakraban,
bantulah mereka yang memerlukan"
Temanku, mari kita belajar memberi
manfaat untuk orang lain... sebelum
diminta!
Selasa, 24 September 2013
MATERI PERKULIAHAN
1. PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT, Silahkan KLIK Disini
a. Video Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian , Silahkan KLIK Disini
b. GBPP dan SAP Pengantar Pengembangan Masyarakat, Silahkan KLIK Disini
2. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN, Silahkan KLIK Disini
a. RPJMD Propinsi Aceh 2014 - 2017 , Silahkan KLIK Disini
b. RPJMD Propinsi Aceh 2014 - 2017 by Bappeda Aceh , Silahkan KLIK Disini
c. Analisis Penyakit Flu Burung, Silahkan KLIK Disini
d. Analisis Kesmavet Mendukung Swasembada Daging, Silahkan Klik Disini
e. Analisis Usaha Peternakan, Silahkan KLIK Disini
f. Analisis Qanun Ternak, Silahkan KLIK Disini
g. Video Pembangunan Bangsa, Silahkan KLIK Disini
h. Contoh Tugas Kelompok, Silahkan KLIK Disini
i. Productive - Leadership, Silahkan KLIK Disini
j. GBPP dan SAP Perencanaan Pembanguan Peternakan, Silahkan KLIK Disini
k. Panduan Kunjungan Lapangan Perencanaan Pembangunan Peternakan,Silahkan KLIK Disini
3. MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN, Silahkan KLIK Disini
a. GBPP dan SAP Mata Kuliah MAP, Silahkan KLIK Disini
b. Panduan Kunjungan Lapangan Manajemen Agribisnis Peternakan, Silahkan KLIK Disini
4. DASAR - DASAR MANAJEMEN, Silahkan KLIK Disini
a. GBPP dan SAP Mata Kuliah DDM, Silahkan KLIK Disini
5. PENGANTAR ILMU EKONOMI, Silahkan KLIK Disini
6. MATA KULIAH BAHASA INGGRIS
a. Oxford Grammar, Silahkan KLIK Disini
b. English Grammar Level 1, Silahkan KLIK Disini
c. English Grammar Level 2, Silahkan KLIK Disini
d. Examination, Silahkan KLIK Disini
e. Examination for 6 March 2013, Silahkan KLIK Disini
f. Examination for 25 December 2013, Silahkan KLIK disini
g. GBPP dan SAP Mata Kuliah English, Silahkan KLIK Disini
7. PEDOMAN PRAKTIKUM PAKAN TERNAK, Silahkan KLIK Disini
8. SOSIOLOGI PEDESAAN, Silahkan KLIK Disini
a. Sosiogi, Silahkan KLIK Disini
b. GBPP dan SAP, Silahkan KLIK Disini
9. STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS PETERNAKAN
a. Panduan Kunjungan Lapangan Studi Kelayakan Agribisnis Peternakan, Silahkan KLIK Disini
a. Video Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian , Silahkan KLIK Disini
b. GBPP dan SAP Pengantar Pengembangan Masyarakat, Silahkan KLIK Disini
2. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN, Silahkan KLIK Disini
a. RPJMD Propinsi Aceh 2014 - 2017 , Silahkan KLIK Disini
b. RPJMD Propinsi Aceh 2014 - 2017 by Bappeda Aceh , Silahkan KLIK Disini
c. Analisis Penyakit Flu Burung, Silahkan KLIK Disini
d. Analisis Kesmavet Mendukung Swasembada Daging, Silahkan Klik Disini
e. Analisis Usaha Peternakan, Silahkan KLIK Disini
f. Analisis Qanun Ternak, Silahkan KLIK Disini
g. Video Pembangunan Bangsa, Silahkan KLIK Disini
h. Contoh Tugas Kelompok, Silahkan KLIK Disini
i. Productive - Leadership, Silahkan KLIK Disini
j. GBPP dan SAP Perencanaan Pembanguan Peternakan, Silahkan KLIK Disini
k. Panduan Kunjungan Lapangan Perencanaan Pembangunan Peternakan,Silahkan KLIK Disini
3. MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN, Silahkan KLIK Disini
a. GBPP dan SAP Mata Kuliah MAP, Silahkan KLIK Disini
b. Panduan Kunjungan Lapangan Manajemen Agribisnis Peternakan, Silahkan KLIK Disini
4. DASAR - DASAR MANAJEMEN, Silahkan KLIK Disini
a. GBPP dan SAP Mata Kuliah DDM, Silahkan KLIK Disini
5. PENGANTAR ILMU EKONOMI, Silahkan KLIK Disini
6. MATA KULIAH BAHASA INGGRIS
a. Oxford Grammar, Silahkan KLIK Disini
b. English Grammar Level 1, Silahkan KLIK Disini
c. English Grammar Level 2, Silahkan KLIK Disini
d. Examination, Silahkan KLIK Disini
e. Examination for 6 March 2013, Silahkan KLIK Disini
f. Examination for 25 December 2013, Silahkan KLIK disini
g. GBPP dan SAP Mata Kuliah English, Silahkan KLIK Disini
7. PEDOMAN PRAKTIKUM PAKAN TERNAK, Silahkan KLIK Disini
8. SOSIOLOGI PEDESAAN, Silahkan KLIK Disini
a. Sosiogi, Silahkan KLIK Disini
b. GBPP dan SAP, Silahkan KLIK Disini
9. STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS PETERNAKAN
a. Panduan Kunjungan Lapangan Studi Kelayakan Agribisnis Peternakan, Silahkan KLIK Disini
Minggu, 22 September 2013
Gubernur Aceh 1945 - Sekarang
02. Teuku Daud Syah ( 1947 - 1948 M = 1 tahun )
03. Tgk. Daud Beureueh ( 1948 - 1951 M = 3 tahun )
04. Danu Broto ( 1951 - 1952 M = 1 tahun )
05. Teuku Sulaiman Daud ( 1952 - 1953 M = 1 tahun)
06. Abdul Wahab (1953 - 1955 M = 2 tahun )
07. Abdul Razak (1955 - 1956 M = 1 tahun)
08. Prof. Dr. Ali Hasyimi (1957 - 1964 M = 7 tahun)
09. Nyak Adam Kamil (1964 - 1966 M = 2 tahun)
10. Hasbi Wahidi (1966 - 1967 M = 1 tahun)
11. A. Muzakir Walad (1967 - 1978 M = 11 tahun)
12. A. Madjid Ibrahim (1978 - 1981 M = 3 tahun)
13. Hadi Thayeb (1981 - 1986 M = 5 tahun)
14. Prof. Dr. Ibrahim Hassan (1986 - 1991 M = 5 tahun)
Prof. Dr. Ibrahim Hassan (Lampoh Weng, Pidie, Aceh, 16 Maret 1935 -
Jakarta, 20 Januari 2007) adalah mantan Menteri Negara Urusan
Pangan/Kabulog pada masa Kabinet Pembangunan VI dan Gubernur Aceh
periode 1986-1993. Ia juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas
Syiah Kuala periode 1973 dan 1982. Pencalonan Ibrahim Hasan selaku
Gubernur Aceh diterima hampir bulat oleh DPRD setempat, hanya tiga suara
untuk saingannya yang juga anggota Golkar. Saat dilantik oleh Menteri
Dalam Negeri ad interim Sudharmono tanggal 27 Agustus 1986, sekitar 100
karangan bunga ucapan selamat memenuhi Gedung DPRD Aceh, tempat
pelantikannya. Sekitar 22 tahun mengabdi di tanah kelahirannya itu
sebelum menjadi Deputi Pengadaan dan Penyaluran Bulog.
15. Prof. Dr. Ibrahim Hassan (1991 - 1993 M = 2 tahun)
16. Prof. Dr. Syamsudin Mahmud (1993 - 21 Juni 2000 M = 7 tahun )
17. Ramli Ridwan 21 Juni 2000 November 2000 M Penjabat Gubernur (6 bulan)
18. Abdullah Puteh November 2000 - 19 Juli 2004 M ( 4 tahun )
Nanggroe Aceh Darussalam, diberhentikan sementara sejak 26 Desember 2004 M
19. Azwar Abubakar 19 Juli 2004 30
- Desember 2005 M (1 tahun )
Penjabat Gubernur mengantikan Abdullah Puteh yang
dipenjara 10 tahun karena kasus korupsi
20. Mustafa Abubakar 30 Desember 2005 - Februari 2007 H (2 tahun)
21.Irwadi Yusuf (8 Feb. 2007 - 2012 M = 5 tahun)
22. Ir. H. Tarmizi A Karim ( Pejabat Gubernur 8 Feb - 25 Juni 2012)
23. dr. Zaini Abdullah ( 2012 - 2017 )
KARYA ILMIAH SITTI ZUBAIDAH
Curriculum Vitae, Silahkan KLIK DISINI
Buku Panduan Pembentukan Komite Kesehatan Kecamatan Tahun 2011, Silahkan KLIK DISINI
Partisipan dalam ICSF (International Collective in Support of Fishworkers), Silahkan KLIK DISINI
Majalah UN - FAO at Work January - June 2009, Silahkan KLIK DISINI
Penelitian Skripsi S-1, Silahkan KLIK DISINI
Penelitian Tesis S - 2, Silahkan KLIK DISNI
Buku Panduan Pembentukan Komite Kesehatan Kecamatan Tahun 2011, Silahkan KLIK DISINI
Partisipan dalam ICSF (International Collective in Support of Fishworkers), Silahkan KLIK DISINI
Majalah UN - FAO at Work January - June 2009, Silahkan KLIK DISINI
Penelitian Skripsi S-1, Silahkan KLIK DISINI
Penelitian Tesis S - 2, Silahkan KLIK DISNI
Kamis, 12 September 2013
Terbang Bersama Layang - layang
Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar terbang bersama sang layang-layang;
saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence
berikut ini:
1. Untuk bisa terbang tinggi kita membutuhkan tempaan.
Layang-layang hanya bisa terbang jika ada angin yang menerpanya. Coba ingat-ingat kembali, bukankah sewaktu kecil dulu Anda kecewa jika disore hari tidak ada angin untuk menerbangkan layang-layang Anda? Hidup kita kira-kira juga demikian. Angin yang bertiup kencang itu tidak ubahnya dengan terpaan yang menempa hidup kita. Kita sering mengira bahwa kehidupan yang serba tenang itu jauh lebih baik. Lebih nyaman mungkin iya. Tetapi lebih baik? Belum tentu. Justru dalam kehidupan yang serba tenang dan nyaman, kita tidak terdorong untuk mengerahkan segenap kemampuan yang kita miliki. Bayangkan ketika segala sesuatunya dalam hidup Anda sedang
baik-baik saja. Bukankah Anda tidak tertarik untuk berkeringat lebih banyak? Padahal, boleh jadi dengan berkeringat itulah justru kegigihan diri Anda semakin teruji. Rasa syukur Anda tergali. Dan nilai empati Anda kepada orang lain menjadi semakin tereksplorasi. Layang-layang membutuhkan terpaan angin untuk bisa terbang tinggi. Kita, membutuhkan tempaan dan ujian kehidupan untuk bisa naik kepada tingkatan nilai pribadi yang lebih tinggi. Maka saat memasuki masa-masa yang penuh dengan ujian dan cobaan, mungkin kita perlu lebih banyak bersyukur. Karena kita punya kesempatan untuk bisa terbang lebih tinggi.
2. Untuk bisa bertahan kita membutuhkan kendali dan aturan.
Apa yang terjadi jika benang itu terputus?Layang-layang Anda akan hilang, bukan? Dia membutuhkan benang yang mengikatnya untuk bisa terbang dengan baik. Benang yang mengendalikan dan memberinya arah untuk berbelok ke kanan, ke kiri, atau bahkan berputar. Pendek kata, layang-layang itu membutuhkan alat pengendali yang mengaturnya. Bayangkan jika hidup kita dibiarkan tanpa kendali. Kita mengira bisa terbang bebas? Tidak. Justru kita membutuhkan sesuatu yang mengendalikan hidup kita. Sistem nilai, tatanan sosial, struktur kemasyarakatan, atau seperangkat peraturan yang mesti kita patuhi. Keliru jika kita mengira hidup akan lebih baik tanpa aturan. Mengapa? Karena orang-orang kuat cenderung bernafsu untuk mengambil keuntungan paling banyak. Sedangkan orang-orang lemah cenderung diinjak-injak. Tanpa aturan, kita cenderung bertindak sesuka hati. Yang penting tujuan kita tercapai. Perhatikan kembali layang-layang yang talinya terputus itu. Apakah dia terbang makin tinggi? Mungkin. Ketika angin memihak kepadanya. Tetapi setelah angin berhenti bertiup, dia akan jatuh tanpa ada yang memperdulikannya lagi. Seperti itulah hidup kita, jika tanpa kendali dan aturan.
3. Hidup adalah tentang menarik dan mengulur.
Apa asyiknya bermain layang-layang jika dia hanya dibiarkan diam. Kenikmatannya justru kita rasakan ketika kita menarik dan mengulur benang nilon yang mengikat layang-layang itu. Dengan tarikan itu dia bisa berbalik arah atau melakukan manuver-manuver yang mengagumkan. Lalu kita ulur lagi, tarik lagi, dan ulur lagi. Kadang dia menjauh, kadang mendekat lagi. Hidup kita tampaknya juga begitu. Ada begitu banyak hal dalam hidup kita yang pergi menjauh. Kita sering sedih karenanya. Ada banyak hal lain yang datang mendekat. Kita sering merasa berat menerimanya. Padahal hidup memang tentang mendekat dan menjauh. Datang dan pergi. Timbul dan tenggelam. Begitulah hidup yang sesempurna-sempurnanya. Yaitu hidup yang memiliki kelengkapan dinamika yang dimainkannya. Tidak ada orang yang hidupnya bahagia terus, percayalah. Bahkan mereka yang hartanya melimpah ruah. Warna dalam kehidupan tidak didapatkan dari kehidupan yang serba nikmat. Faktanya, kenikmatan yang kita miliki sering kehilangan makna jika kita tidak pernah tahu ‘tidak nikmat’ itu seperti apa. Sesuap nasi yang kita kunyah, akan terasa lebih nikmat jika kita baru saja merasakan betapa perihnya tidak memiliki makanan. Nikmat sehat tubuh ini justru mulai benar-benar kita sadari setelah kita diberi sakit. Keindahan hidup terletak pada kombinasi tarik dan ulur itu.
4. Belajar untuk terbang dalam keindahan.
Dulu, bentuk layang-layang tidak terlalu banyak. Variasinya paling-paling pada sirip dan ekornya yang ditambahi asesoris lebih panjang. Sekarang, kita bisa melihat layang-layang dalam kreasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Ada yang berupa pesawat terbang,naga, bahkan kapal pesiar. Banyak hal baru disekitar kita. Kita sering tidakmenyadari jika orang-orang disekitar kita terus berkreasi tanpa henti. Kita sering merasa semua yang ada pada diri kita sudah menjadi yang terbaik, padahal kita tidak memperhatikan kemajuan seperti apa yang telah berhasil diraih oleh orang lain. Pergilah ke festival layang-layang. Disana akan Anda temukan berbagai macam kreasi yang mencengangkan. Pergilah ke komunitas yang berisi orang-orang kreatif, maka kita akan menyadari bahwa kita harus lebih kreatif lagi. Bertemulah dengan orang-orang baik, maka kita akan terdorong untuk menjadi lebih baik. Mereka bukan sekedar mengajak kita untuk terbang, melainkan mengajarkan bagaimana caranya untuk terbang dalam keindahan perangai, dan perilaku positif lainnya.
5. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
Saat bermain layang-layang, kita selalu ingin menerbangkannya setinggi mungkin. Kita biarkan mereka naik menuju ke langit tertinggi. Semakin tinggi, semakin baik. Mengapa begitu? Karena sudah menjadi sifat dasar kita untuk menyukai sesuatu yang bernilai tinggi. Kualitas tinggi. Daya juang tinggi. Nilai-nilai pribadi yang tinggi.
Akhlak dan moral yang tinggi. Bahkan kita menyebut perilaku manusia yang menyerupai binatang sebagai moral yang rendah. Mengumbar nafsu. Tidak tahu malu. Serakah. Semuanya tidak cocok dengan cetak biru kepribadian kita. Secara inheren kita memahami bahwa manusia diciptakan dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahluk lainnya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya jika perilaku dan tindak tanduk kita mencerminkan hal itu. Jika kita tergoda untuk melakukan perbuatan ‘mirip binatang’, ingatlah bahwa kita diciptakan dengan derajat yang lebih tinggi dari mereka. Pantas jika kita belajar membebaskan diri dari perilaku dan nafsu hewani. Karena Tuhan, telah menciptakan kita dalam derajat dan tingkatan yang jauh lebih tinggi. Pantasnya, dengan semua ketinggian yang sudah Tuhan anugerahkan itu, kita bisa belajar untuk semakin mempertinggi nilai kemanusiaan kita. Karena Tuhan itu tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Dan Dia, hanya bisa dicapai oleh pribadi-pribadi yang memiliki akhlak mulia yang tercermin dalam perilakunya yang bernilai tinggi.
saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence
berikut ini:
1. Untuk bisa terbang tinggi kita membutuhkan tempaan.
Layang-layang hanya bisa terbang jika ada angin yang menerpanya. Coba ingat-ingat kembali, bukankah sewaktu kecil dulu Anda kecewa jika disore hari tidak ada angin untuk menerbangkan layang-layang Anda? Hidup kita kira-kira juga demikian. Angin yang bertiup kencang itu tidak ubahnya dengan terpaan yang menempa hidup kita. Kita sering mengira bahwa kehidupan yang serba tenang itu jauh lebih baik. Lebih nyaman mungkin iya. Tetapi lebih baik? Belum tentu. Justru dalam kehidupan yang serba tenang dan nyaman, kita tidak terdorong untuk mengerahkan segenap kemampuan yang kita miliki. Bayangkan ketika segala sesuatunya dalam hidup Anda sedang
baik-baik saja. Bukankah Anda tidak tertarik untuk berkeringat lebih banyak? Padahal, boleh jadi dengan berkeringat itulah justru kegigihan diri Anda semakin teruji. Rasa syukur Anda tergali. Dan nilai empati Anda kepada orang lain menjadi semakin tereksplorasi. Layang-layang membutuhkan terpaan angin untuk bisa terbang tinggi. Kita, membutuhkan tempaan dan ujian kehidupan untuk bisa naik kepada tingkatan nilai pribadi yang lebih tinggi. Maka saat memasuki masa-masa yang penuh dengan ujian dan cobaan, mungkin kita perlu lebih banyak bersyukur. Karena kita punya kesempatan untuk bisa terbang lebih tinggi.
2. Untuk bisa bertahan kita membutuhkan kendali dan aturan.
Apa yang terjadi jika benang itu terputus?Layang-layang Anda akan hilang, bukan? Dia membutuhkan benang yang mengikatnya untuk bisa terbang dengan baik. Benang yang mengendalikan dan memberinya arah untuk berbelok ke kanan, ke kiri, atau bahkan berputar. Pendek kata, layang-layang itu membutuhkan alat pengendali yang mengaturnya. Bayangkan jika hidup kita dibiarkan tanpa kendali. Kita mengira bisa terbang bebas? Tidak. Justru kita membutuhkan sesuatu yang mengendalikan hidup kita. Sistem nilai, tatanan sosial, struktur kemasyarakatan, atau seperangkat peraturan yang mesti kita patuhi. Keliru jika kita mengira hidup akan lebih baik tanpa aturan. Mengapa? Karena orang-orang kuat cenderung bernafsu untuk mengambil keuntungan paling banyak. Sedangkan orang-orang lemah cenderung diinjak-injak. Tanpa aturan, kita cenderung bertindak sesuka hati. Yang penting tujuan kita tercapai. Perhatikan kembali layang-layang yang talinya terputus itu. Apakah dia terbang makin tinggi? Mungkin. Ketika angin memihak kepadanya. Tetapi setelah angin berhenti bertiup, dia akan jatuh tanpa ada yang memperdulikannya lagi. Seperti itulah hidup kita, jika tanpa kendali dan aturan.
3. Hidup adalah tentang menarik dan mengulur.
Apa asyiknya bermain layang-layang jika dia hanya dibiarkan diam. Kenikmatannya justru kita rasakan ketika kita menarik dan mengulur benang nilon yang mengikat layang-layang itu. Dengan tarikan itu dia bisa berbalik arah atau melakukan manuver-manuver yang mengagumkan. Lalu kita ulur lagi, tarik lagi, dan ulur lagi. Kadang dia menjauh, kadang mendekat lagi. Hidup kita tampaknya juga begitu. Ada begitu banyak hal dalam hidup kita yang pergi menjauh. Kita sering sedih karenanya. Ada banyak hal lain yang datang mendekat. Kita sering merasa berat menerimanya. Padahal hidup memang tentang mendekat dan menjauh. Datang dan pergi. Timbul dan tenggelam. Begitulah hidup yang sesempurna-sempurnanya. Yaitu hidup yang memiliki kelengkapan dinamika yang dimainkannya. Tidak ada orang yang hidupnya bahagia terus, percayalah. Bahkan mereka yang hartanya melimpah ruah. Warna dalam kehidupan tidak didapatkan dari kehidupan yang serba nikmat. Faktanya, kenikmatan yang kita miliki sering kehilangan makna jika kita tidak pernah tahu ‘tidak nikmat’ itu seperti apa. Sesuap nasi yang kita kunyah, akan terasa lebih nikmat jika kita baru saja merasakan betapa perihnya tidak memiliki makanan. Nikmat sehat tubuh ini justru mulai benar-benar kita sadari setelah kita diberi sakit. Keindahan hidup terletak pada kombinasi tarik dan ulur itu.
4. Belajar untuk terbang dalam keindahan.
Dulu, bentuk layang-layang tidak terlalu banyak. Variasinya paling-paling pada sirip dan ekornya yang ditambahi asesoris lebih panjang. Sekarang, kita bisa melihat layang-layang dalam kreasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Ada yang berupa pesawat terbang,naga, bahkan kapal pesiar. Banyak hal baru disekitar kita. Kita sering tidakmenyadari jika orang-orang disekitar kita terus berkreasi tanpa henti. Kita sering merasa semua yang ada pada diri kita sudah menjadi yang terbaik, padahal kita tidak memperhatikan kemajuan seperti apa yang telah berhasil diraih oleh orang lain. Pergilah ke festival layang-layang. Disana akan Anda temukan berbagai macam kreasi yang mencengangkan. Pergilah ke komunitas yang berisi orang-orang kreatif, maka kita akan menyadari bahwa kita harus lebih kreatif lagi. Bertemulah dengan orang-orang baik, maka kita akan terdorong untuk menjadi lebih baik. Mereka bukan sekedar mengajak kita untuk terbang, melainkan mengajarkan bagaimana caranya untuk terbang dalam keindahan perangai, dan perilaku positif lainnya.
5. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
Saat bermain layang-layang, kita selalu ingin menerbangkannya setinggi mungkin. Kita biarkan mereka naik menuju ke langit tertinggi. Semakin tinggi, semakin baik. Mengapa begitu? Karena sudah menjadi sifat dasar kita untuk menyukai sesuatu yang bernilai tinggi. Kualitas tinggi. Daya juang tinggi. Nilai-nilai pribadi yang tinggi.
Akhlak dan moral yang tinggi. Bahkan kita menyebut perilaku manusia yang menyerupai binatang sebagai moral yang rendah. Mengumbar nafsu. Tidak tahu malu. Serakah. Semuanya tidak cocok dengan cetak biru kepribadian kita. Secara inheren kita memahami bahwa manusia diciptakan dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahluk lainnya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya jika perilaku dan tindak tanduk kita mencerminkan hal itu. Jika kita tergoda untuk melakukan perbuatan ‘mirip binatang’, ingatlah bahwa kita diciptakan dengan derajat yang lebih tinggi dari mereka. Pantas jika kita belajar membebaskan diri dari perilaku dan nafsu hewani. Karena Tuhan, telah menciptakan kita dalam derajat dan tingkatan yang jauh lebih tinggi. Pantasnya, dengan semua ketinggian yang sudah Tuhan anugerahkan itu, kita bisa belajar untuk semakin mempertinggi nilai kemanusiaan kita. Karena Tuhan itu tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Dan Dia, hanya bisa dicapai oleh pribadi-pribadi yang memiliki akhlak mulia yang tercermin dalam perilakunya yang bernilai tinggi.
Jumat, 06 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)