My Greeting

Jadilah Diri Sendiri, dan Bangga Menjadi Diri Sendiri dengan Selalu Berterima Kasih Kepada Tuhan

" Hidup hanya Sementara dengan Batas Masa yang Telah Ditentukan Disertai dengan Kemampuan Akal dan Hati yang Luar Biasa yang Mampu Mengubah Keajaiban Kehidupan Kita Bahagia di Dunia dan Akhirat ".

Kamis, 19 Mei 2011

Strategic Management (3)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA DALAM MANAJEMEN STRATEGIK

1.    Pendapat ekonom Milton Friedman yang menyatakan bahwa tanggung jawab social pada dasarnya adalah doktrin subversive, yang hanya akan merugikan efisiensi perusahaan dalam jangka panjang, apakah kita setuju atau tidak ?

Tidak setuju, karena secara keseluruhan, pelaku bisnis tampaknya memperhatikan kebutuhan berbagai stakeholder, tetapi membatasi tanggung jawab social mereka pada hal –hal yang secara jelas akan memanfaatkan perusahaan dalam hal peningkatan penjualan, pengurangan biaya, atau pengurangan aturan pemerintah. Pandangan yang sempit mengenai tanggung jawab social terhadap masyarakat merupakan akibat konflik antara korporasi bisnis dan stakeholder tertentu dalam lingkungan kerja.

Relativisme moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, social atau standar budaya dan tidak ada standar yang lebih baik dibandingkan standar lainnya. Sebagian besr manajer mungkin menggunakan satu dari 4 tipe relativisme untuk membenarkan suatu perilaku yang aneh .
a.       Naïve ralatism, berdasarkan keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya, orang harus diperboleh mengartikan suatu situasi dan bertindak berdasarkan nilai moral mereka sendiri. Krtitik mengenai naïve relativisme adalah toleransi merupakan hal yang baik, tetapi tidak dapat diterapkan terlalu jauh. Toleransi bukan merupakan kepercayaan, tetapi lebih merupakan alas an untuk tidak memiliki kepercayaan atau alas an untuk tidak bertindak.
b.      Role relativism, melakukan peran social disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut.
c.       Social group relativism; berdasarkan kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai norma-norma suatu kelompok, keputusan berdasarkan praktik-praktik yang diterima. Jika suatu tindakan dianggap sebagai tidakan yang dapat diterima, maka tindakan tersebut memiliki legitimasi. Bahaya nyata dari konsep ini adalah orang dapat secara salah percaya bahwa suatu tindakan merupakan praktik yang diterima dalam industry, padahal hal tersebut tidak benar.
d.      Cultural relatism; beranggapan bahwa moralitas tergantung pada budaya tertentu, masyarakat tertentu atau komunitas.

2.    Dalam Studi Manajemen Strategik, pentingnya tanggungjawab etika dan social
Setelah  tanggung jawab dasar terpenuhi, perusahaan harus berusaha memenuhi tanggung jawab sosialnya. Perusahaan kemudian dapat memenuhi tanggung jawab etika dengan melakukan hal-hal yang bernilai tetapi tidak dalam hokum. Tanggung jawab kebebasan memilih pada masa sekarang mungkin pada masa dating menjadi tanggung jawab etika dan social.

Ada beberapa alasan untuk menjadi tanggung jawab secara social :
a.       Moralitas, dimana perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan karena hal ini merupakan ‘hal benar yang harus dilakukan’. Terutama berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan atau beberapa tanda moral yang diyakini secara personal, suatu tindakan dinilai berdasarkan pada apa yang dianggap baik oleh masyarakat umum. Pemikiran tersebut bersifat altruistic (hanya memikirkan kepentingan orang lain); tidak ada harapan untuk menerima balas dari apa yang kita lakukan.
b.      Pemurnian kepentingan diri sendiri, perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Kadang-kadang dicerminkan dalam istilah ‘ apa yang ditabur, itulah yang akan dituai,’ alas an ini menunjukkan bahwa perusahaan kemungkinan besar akan dihargai karena tindakan-tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
c.       Teori investasi : perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder perusahaan karena tindakan itu akan dicerminkan dalam tingkat laba yang yang lebih tinggi dan dalam harga persediaan perusahaan. Kenyataan ini menunjukan hubungan langsung antara tindakan tanggung jawab social dan kinerja keuangan perusahaan.
d.      Mempertahankan otonomi; perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada dalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajerial.

3.    Moral relativisme merupakan tantangan untuk meningkatkan perilaku etik manajer strategic.
Meskipun rmoral relativism merupakan tantang yang serius untuk mempertahankan kode etik bisnis yang dapat diterima dan diikuti secara umum, manajer strategic perlu mempromosikan isu etika yang lebih mudah dan dimengerti melalui kode etik dan pelatihan etika. Bahkan sekalipun bisnis memiliki tanggung jawab ekonomi dan hokum ( sesuai dengan pendapat Friedman), tidak dapat disangkal bisnis juga memiliki tanggung jawab kebebasan memilih dan tanggung jawab etika. Tanggung jawab social meliputi tanggung jawab etika dan kebebasan memilih.

4.    Korelasi antara tingkat tanggungjawab social perubahan dengan kinerja keuangan perusahaan
Pelayanan dan audit social merupakan suatu bentuk korelasi antara tingkat tanggungjawab social perubahan dengan kinerja keuangan perusahaan.  Audit social adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengawasi, mengukur, mengevaluasi, dan melaporkan akibat-akibat dari proses bisnis organisasi terhadap masyarakat ataupun segmen tertentu dari masyarakat yang tidak tercantum dalam laporan keuangan tradisional.
Ada lima pendekatan yang diusulkan oleh Komite Audit Sosial untuk perkembangan ekonomi, antara lain:
a.       Program singkat; seperti urusan konsumen, dan alas an melakukan aktivitas tertentu dan bukan aktivitas lain;
b.      Laporan program-program spesifik dan program-program yang diprioritaskan untuk setiap rangkaian aktifitas.
c.       Daftar tujuan untuk setiap aktivitas yang diprioritaskan dan deskripsi mengenai bagaimana organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
d.      Laporan tahunan mengenai biaya setiap program dan aktivitas untuk suatu perusahaan; dan
e.      Ringkasan yang menggunakan ukuran kuantitatif, jika memungkinkan mengenai tingkat tingkat pencapaian masing-masing tujuan social.

Tidak ada komentar: